Catalogue

Sunday, March 20, 2011

Jalan Jalan Singapore. Cerita Dila: Bagian 5


Kami bisa jalan-jalan ke Singapore bukan karena kami kaya atau anak orang kaya. JJS kami adalah budget trip ala backpacker: pesan tiket pesawat termurah di Air Asia, menginap di hostel, makan di warung dan jalan-jalan naik MRT.  
Hope our story can inspire you. We don't need to be rich to travel the world :)

Baca dulu bagian 1, bagian 2, bagian 3, dan bagian 4 :)
 
Oh, Orchard!
Dari Bugis Station kami meluncur menuju Orchard Road. Kami turun di Somerset Station. Stasiun ini berada di bawah Mal Somerset, tempat merk-merk asyik bernaung, seperti ZARA, Cotton On, Esprit, dan kawan-kawannya. Kami melihat-lihat sebentar, karena takut frustasi kalau lama-lama jadi kepengen dan nggak bisa beli hehehe.
Keluar dari Somerset Mal, seperti biasa, kami foto-fotooooo, dimana saja. Di jalan, di bawah plang jalan Orchard, di depan mal, di zebra cross, di telepon umum, dimana-mana sebisanya hihihi. 




Di sini, Zata girang banget lo nemu telepon umum. Doi berinisiatif menelepon Hanis dari telepon umum tersebut. Wah cerdas juga si Zata itu. Tapi, sebenarnya saya pesimis, kan kalau di INA telepon pinggir jalan gitu nasibnya sudah wassalam. Kalau lagi untung, digebuk-gebuk dikit keluar koinnya hehehe *Saya sering melakukan ini pada telepon umum depan SMP 1 Jogja, SMP saya waktu itu hihihi. Dugaan saya salah donk. Si Zata sukses berat telepon HP nya Hanis dengan koin 1 dollar. Kata Zata, ”Ih murah-murah, telepon lagi telepon lagi.”

Setelah telepon Hanis, diputuskan bahwa kami tidak jadi bertemu Hanis di Orchard, karena doi ada acara. Yah, saya kecewa deh belum sempat bertemu dengan dia. Tapi perjalanan pengembaraan Maret harus diteruskan dengan khidmat ;). Capek berjalan-jalan di Orchard road yang kiri kanan mal semua, kami memutuskan untuk lanjut ke sebuah taman yang entah apa namanya tapi Zata pengen banget ke sana lagi *kemarin doi kesana bareng Yuyun dan Hanis. Kata dia, ”Itu lapangan rumput yang diapit gedung-gedung tinggi Doooool, bagus banget iyup (teduh) tapi aku lupa dimanaaaa.”
Berulang kali kami membolak-balik peta mencari taman misterius tersebut. Fyi, peta yang saya dapat di Changi itu kan lebar banget, karena susah untuk dibuka-buka, akhirnya saya robek-robek jadi bagian petanya doank, cukup membantu lho. Konsekuensinya, iklan-iklan di situ hilang semua hehe. Kami juga mencoba menyusuri jalan di balik Orchard road, kali-kali aja nemu. Sayangnya hasilnya nol.
Akhirnya kami putuskan untuk lanjut ke Merlion Park. Dari Somerset Station kami menuju Raffles station, stasiun terdekat Merlion Park. Begitu keluar dari stasiun, Zata tiba-tiba kembali kegirangan. “Dooooool, ini tamannyaaaaa!!!!” Ternyata, taman yang kami cari ada di depan stasiun Raffles dan tadi Zata mencarinya di Orchard, dasar edan. Okei, kami berfoto lagi dan lagi dan lagiiii. Lapangan rumput di tengah-tengah gedung perkantoran di SQ. Duuh, kapan ya kantor saya pindah kemari? hihihihi. Kami  leyeh-leyeh dan dlosor-dlosor foto di rumput seperti kambing. Untung nggak ada tulisan “DILARANG MENGINJAK RUMPUT”. Jujur saja, saya sering heran deh sama tulisan itu, bukannya rumput memang untuk alas ya? Apa pajangan aja sih? Nggak tau juga deh. Padahal kan enak untuk duduk-duduk dan bersantai ;).


  
Puas berfoto, senja mulai berganti malam. Badan sudah lelah, kaki sudah makin cenat-cenut. Sampailah kami di depan sebuah hotel yang merupakan jalan tembus menuju Merlion Park. Sebelahnya terlihat kapal-kapal pesiar di Marina Bay. Zata belagak seperti guide menjelaskan ini itu ;). Tiba-tiba kami punya rencana lain yang sungguh mendadak dan mendesak.
Waktu kami ke Bugis Street, kami memang belum membeli banyak. Kami berencana kembali lagi ke Bugis setelah bertanya kapan jam tutupnya. Jam tutupnya adalah jam 10 malam. Dan waktu kami berdiri di depan hotel dekat Merlion Park adalah jam 7 malam. Itu artinya kami  hanya punya waktu 3 jam untuk kembali ke Bugis-berbelanja-dan kembali ke Merlion Park . Merlion Park tidak punya jam tutup, jadi kami  pikir akan lebih enak kalau ke Merlion Park nya agak lama sambil menghabiskan malam. Itu jika kami memutuskan kembali ke Bugis. Kami berpikir, Bugis Street besok pagi tidak mungkin buka jam 6 pagi. Kami pun pasti terburu-buru jika pun memang buka, karena pesawat kami jam 11 pagi. Harus cek in jam 9 pagi dan bla-bla-bla.
Saya dan Zata berpikir lagi. Saling berpandangan. Aaaah kebanyakan pikar pikir! Yeah, betul sekali. Kami akan kembali ke sana! Ke BUGIS!
... bersambung ke sini.
Dila with love :*

3 comments:

  1. aduh...mau ke sg sekarang juga..ayuh!! ;)

    ReplyDelete
  2. @Sigma: yuuuuuk,siap2 berangkaaaat :)

    ReplyDelete
  3. enak ya liburan ke singapore
    kapan ya bisa kesana...

    ReplyDelete