Catalogue

Friday, September 30, 2011

Colorfull Outfit to Go to Indrayanti Beach

Assalamualaiku wr. wb.....!

Wuhaaa, long time no see you all here ya girls :), miss you so much! Well, here is Dila and will tell you about one of beautiful beach in Highland Gunung Kidul, Yogyakarta. Follow my story :)

For a long time, Saya dan Zata disibukkan dengan pekerjaan, Dila&Zata Shop, and many more activity, so that we have no time to do some fun holiday :D. And the spontanious idea muncul seketika dari saya. Jadilah kami melancong ke sebuah pantai bernama Indrayanti di hari Sabtu (24/9) pukul 12.00 WIB tepat dimana matahari bersinar dengan senyum semangat ;p. Dan, we not alone. Indah dan Yuyun, our besties join with us! Yeay! :D

Indrayanti Beach ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dari kota Jogja. Jaraknya sekitar 80-an km dari kota Jogja. Ikuti jalan arah Wonosari atau Gunung Kidul. Nanti ikuti plang jalan yang ke arah pantai Sundak ya, karena kalau pantai Indrayanti belum ada plang jalannya. Jalanan cukup naik turun dan berkelok, jd sangat perlu mengganti perseneling ke huruf L atau angka 2 untuk mobil matic :).

Sampailah kami di pantai Indrayanti, kami langsung bersiap-siap bawa sarung pantai untuk alas duduk-duduk di tepian. Sebenarnya di sini ada cafe pinggir pantai yang disediakan dengan konsep gazebo-gazebo lengkap dengan arsitektur kayu untuk toilet-toiler dan shower bersihnya. Tapi, kami memilih untuk serve with our self aja :).


Nah ini dia cafe Indrayanti :)



Persiapan dulu ya


For the outfit, we choose striped maxi dress Supre. Yes, as you know dress ini bisa dibeli di our shop Dila&Zata hehehe. Look at our style, we mix and match the striped maxi with casual turban, shawl, and light top :). Ups, don's forget the sunglasses, it is necessary for beach time!:D

Awaaaas ombaknyaaa..!


Are we cute or silly enough? :p


Looks like real beties hihihi


Anybody want to fly wit us? hahaha


Mataharinya mulai pamitan ;)


So, We have to pamitan juga yaaa. Ayuk, cobain sendiri pantai indah di Gunung Kidul ini!Jangan lupa, coba juga eksperimen outfit pantaimu yah :)

Zata, Yuyun, Dila, Indah

Fotografer: Yuyun
Outfit Dila: Maxi Supre, Yellow Crop Top Dila&Zata, Inner hijab Dila&Zata, Jilbab paris for turban
Outfit Zata: Maxi Supre, Shawl Dila&Zata, Inner hijab DIla&Zata, Cotton shawl for turban
Make up: Dila&Zata make up kit (Ultima, Wardah, and Inez)


Thanks for reading, Wassalamualaikum
With love,
Dila :*







Thursday, June 2, 2011

Silaturahmi Hijabi Yk dan Hijabers Community


Hijabi Yk

Minggu (30/5) adalah Hari H silaturahmi Hijabi Yk ke Hijabers Community di Jakarta. Beruntung sekali saya diajak teman-teman Hijabi Yk untuk ikut silaturahmi tersebut, di butik Mosaict, Jalan Raden Saleh, Cikini.


Hijabi Yk bersama Kak Inna Rovi

Sayangnya, Zata nggak bisa ikutan ke Jakarta bersama rombongan Hijabi Yk yang berangkat Sabtu malam. Saya pun berangkat bersama Melissa, teman Hijabi Yk yang kini juga bekerja di Jakarta. Kami janjian di halte busway Kramat Sentiong, kemudian jalan kaki ke Raden Saleh. Saya sempat kaget juga sih, si Melissa ini kok mau-maunya juga jalan kaki hehehe. Tak terasa 2kilometer pun kami lampaui di atas high heels demi bisa datang di silaturahmi Hijabers Community ;) *agak lebai.
Oya, Dila, Melissa

Agenda silaturahmi kali ini adalah untuk memperluas jaringan komunitas Hijabers Community. Kebetulan yang hadir, kami dari Hijabi Yk dan Forum Anisa Bandung. Selain silaturahmi penyatuan komunitas, siangnya akan dilanjutkan dengan pengajian oleh Ny. Tifatul Sembiring. Pertemuan ini berjalan santai, seru, dan hangat ;).

Saya pribadi senang sekali bisa datang dan bersilaturahmi dengan hijabers yang cantik-cantik dan berprestasi. Ini semakin menguatkan saya untuk terus berhijab dan berusaha untuk menjadi muslimah yang baik. Dengan saling dukung antaranggota komunitas, InsyaAlloh mimpi menjadi wanita muslimah yang dinamis dan positif bisa tercapai ;)

Setelah pertemuan ini, Hijabi Yk akan berubah nama menjadi Hijabers Community Yogyakarta. Tentunya, nanti akan diresmikan dengan launching pertama ;). Untuk kamu follower DZ yang ada di Jogja, Jakarta, dan Bandung. Let's join with us ;).

Hijabi Yk, Hijabers Community, Forum Anisa Bandung ;)

1st Bazaar Dila&Zata

Selama ini, Dila&Zata (DZ) selalu menyapa kamu para pelanggan, fans FB, follower twitter, follower blog via dunia maya. Kami juga ingin sekali bertatap muka langsung dengan kamu entah bagaimana caranya, maklum butik offline kami masih dalam rencana ;). Pucuk dicinta ulam tiba, 17 Mei lalu, kami ikutan bazaar dalam rangka ulang tahun Dixie Cafe. Kami berbagi stand dengan Rahmadina Boutique di halaman Dixie.

Saya dan Zata sangat excited dengan bazaar ini. Sehari sebelumnya, kami berbelanja barang-barang kebutuhan bazaar. Daaan, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. DZ dan Rahmadina bersiap-siap menata stand. Duh, big thank you for Ramahdina (Mba Amha dan Mba Dinna) yang sudah mempersiapkan semuanyaaaa ;). Tamu-tamu pun berdatangan. Kami langsung ceria meskipun cuaca hari itu sungguh panas. Seru sekali bisa ngobrol-ngobrol dengan pelanggan tentang DZ dan tutorial hijab. Kami pun bergantian mendandani para pengunjung dengan stuff yang ada di stand.

"Bazaarnya sampai kapan?" Tanya salah seorang pengunjung.
"Cuman sehari aja sai," jawab saya.
"Yaaah, kok cuman sehari sih? Bentar bangeeet,"
Aduh, saya tersipu-sipu mendengar komentar ini, hehehe. Maunya juga berhari-hari bahkan bisa menetap girls. Tapi, kami butuh waktu untuk itu, just wait yaaaah ;).

Totally, bazaar pertama kami berjalan lancar. Melelahkan tapi sangat menyenangkaaaaan. Kami berharap bisa ikutan bazaar-bazaar selanjutnya. Thank lot untuk Dixie dan Rahmadina Boutique ;). Dan, tentunya untuk kamu semua follower DZ yang sudah datang ;)




Sunday, May 15, 2011

D&Z at Performance Stand Bazaar, Dixie Jogja May 17th, 2011


Hello, mau ngapain Selasa ini?
Datang yuk ke stand Dila&Zata.

Selasa, 17 Mei 2011
Jam 9.00 - 17.00 WIB
Dixie Easy Dining, Jl. Affandi 40 (depan Mirota Gejayan), Jogja

Ngapain aja?
1. Belanja produk2 baru D&Z
2. Dapatkan diskon 10% utk SEMUA produk, khusus fans di Facebook & follower di Twitter.
Sebutkan: FANPAGE10 atau TWITTER10.
3. Ketemu Dila&Zata, tanya2 style hijab dan minta tutorial one on one di sana.
4. Foto-foto gaya bersama Dila&Zata :p

See you there!

D&Z

Sunday, May 1, 2011

D&Z Hijab Tutorial: SIDE PIN Style

Gaya jilbab yang ini simpel banget. Mungkin sudah banyak yang bisa ya? Hehe... ini buat yang masih penasaran aja ya. Kalau teman-teman sudah banyak koleksi jilbab segi empat-nya, tinggal padu padankan dengan inner hijab warna-warni dari Dila&Zata Shop.
Selamat mencoba!



SIDE PIN Style

1. Siapkan jilbab segiempat, inner hijab D&Z dan 2 jarum pentul. Lipat jilbab menjadi segitiga.

2. Kenakan inner hijab D&Z lalu diteruskan dengan mengenakan jilbab segitiga.

3. Ambil satu sisi ujung jilbab dan tarik ke arah sisi yang berlawanan.

4. Lalu kaitkan dengan jarum pentul

5. Ambil ujung jilbab sisi yang lainnya lalu sampirkan dipundak dan kaitkan dengan jarum pentul.

6. Kamu pun siap bergaya dengan inner hijab ala D&Z

Zata mengenakan D&Z Inner Hijab Signature Black, Rp 12.000

(c) Photo by Bajuz

Tuesday, April 26, 2011

Behind The Scene: April


April hampir berakhir. Sebelum berakhir, mari kita me review pemotretan Dila&Zata untuk April ini. Pemotretan kali ini sungguh spesial. Karena apa? Let's check it out this feature :)

Awal April saya sengaja kembali ke Jogja untuk sesi foto Dila&Zata April Collection. Walau hanya weekend saja, kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. Kami punya banyak sekali stuff yang harus dibagi-bagi untuk kalian semua ;) Diantaranya, oleh-oleh dari Singapore, Stripe Collection yang sebagian kami desain, dan sebagian Koleksi We Love Batik. Yap, semuanya menumpuk teman-temaaan. Jadi, saya dan Zata harus mengejar ketinggalan. Ini salah satu yang menjadikan sesi foto April spesial hehe (biasanya kami mengadakan sesi foto setiap satu koleksi baru).

Dibantu Yuyun Widanarti, sahabat dan model kami tercinta, pemotretan berjalan dengan sangat sangat menyenangkan. Kami sudah siap di lokasi, Gedung MM UGM jam 08.00 pagi dan mulai melakukan persiapan. Seperti biasa, Zata mengeluarkan senjata make up kit nya dan mulai memoleskan make up di muka saya dan Yuyun dengan lihai. Berganti-gantian, bersama-sama kami difoto. Kami saling mendandani dan merapikan. Kami bertiga saling mengarahkan gaya. Aduh, saya jadi berasa stylish profesional *ngarep dot com. Namun, tak jarang juga kami mengurusi look kami sendiri karena satu sama lain sibuk dengan look masing-masing. Sepertinya kami butuh model tambahan nih, anyone?

Yuyun, Dila, Zata, robotic style :p

Kami juga dibantu oleh fotografer baru kami, Kresno Bajus Saputra. Pemotretan kali ini yang sungguh banyak terasa lebih ringan dengan fotografer handal kali ini. Seperti biasa, kami gadis-gadis centil ini terlalu banyak permintaan, hehe. Tapi, alhamdulillah Bajus, teman kami semasa kuliah di Komunikasi UGM mampu memuaskan hasrat berekspresi kami semaksimal mungkin hihihi. Atau mungkin sebenarnya doi udah bete tapi ngga berani bilang ya? Haha, semoga tidak ;). Bajuz membantu kami mengarahkan gaya. Tidak perlu jaim dengannya, orang ini amat sangat easy going dan berdedikasi. Jadi, kami juga merasa nyaman difoto-foto olehnya. Suasana pemotretan jadi makin ceria. *Bajus, diskon lagi lo ya pemotretan selanjutnya, ini udah kubaik-baikin hahaha. Tapi bener deh, had a great work with him . Mudah-mudahan bisa bantu lagi di sesi foto selanjutnyaaaa ya.

Tak terasa, sore mulai menjelang. Kami mengakhiri pemotretan pada 15.00 setelah diselingi oleh isoma hihihi.

Batwing 'temuan' dari Bugis St, Singapore

LBD Style by Dila and Zata

Eits, jangan anggap sesi foto April sudah tamat yaaa. Pertengahan April, Zata mengadakan sesi foto lagi dengan sisa koleksi batik fresh from the oven ;). Yap, kami memang mendesain sendiri koleksi batik April ini. Seperti biasa, desain-desain cantik ini kami kerjakan di workshop Dila&Zata di penjahit Peni (milik orang tua saya dan Mbak Mala, hihihi, namanya juga usaha). Sebagian memang baru selesai pertengahan April. Jadi, begitu selesai jahit, langsung tancap gas pemotretan lagiiii ;). Kali ini saya tidak bisa hadir. Tapi, melihat hasilnya, saya kirimkan salam jempol dan kecup sayang untuk sahabat saya, Zata dan fotografer kami Bajus. Me love all the photos very much. Mereka berdua melakukan sesi foto di kawasan Makam Kerajaan Mataram yang eksotis, di Kotagedhe. Oh ya, Zata juga foto beberapa tutorial hijab yang sudah ditunggu-tunggu di April ini dan sudah diposting di sini dan di sini ;). Great job, I like it :*

LATIKA batik maxi and KALYANI batik maxi


SUNILA cropped blazer and SAVITA jacket


LALANA wrap skirt, blue and red

Yap, semua hasil sesi foto sudah kami publish di fan page FB dan toko online kami, semua untuk kamu chic hijabers ;) Sekarang, tinggal saya, Zata, dan Mbak Mala yang berasyik-asyik ria di balik layar untuk mengurus pesanan kamu, cihuuuy!

Semoga April ini membawa banyak inspirasi untuk semua ya.
Let’s work hard play hard Zata and Mbak Mala.
And, for you dear chic hijabers, let’s get more and more inspiration to be a better hijabers ;*

Last but not least, for nice pic, just call Bajus at 08562616158 or chat via Ym! Juzy_blacklist ;)

Love,
Dila

Monday, April 25, 2011

D&Z Hijab Tutorial: Pashmina Style



Siapkan satu pashmina, 1 D&Z inner hijab dan 2 jarum pentul.

1. Kenakan D&Z inner hijab

2. Kenakan pashmina, pastikan ujung kanan dan kiri dalam keadaan panjang dan pendek.

3. Tarik ujung yang pendek ke arah telinga yang berlawanan.

4. Pasang jarum pentul untuk menahannya.

5. Ambil bagian pashmina yang berujung panjang, tarik bagian/sisi dalamnya.

6. Lilitkan hingga atas kepala

7. Lalu kaitkan dengan jarum pentul

8. Kamupun siap bergaya cantik dengan pashmina ala DnZ

* Zata mengenakan D&Z inner hijab signature black dan Imported Pashmina (blended wool & cashmere) Earth, tersedia di Dila&Zata Shop.

Friday, April 22, 2011

D&Z Hijab Tutorial: Turban



1. Siapkan 1 inner hijab dan 1 pashmina. Kenakan inner hijab.

2. Kenakan pashmina, silangkan kedua ujungnya sama panjang lalu tarik kedepan.

3. Ambil sisi kiri ujung pashmina lalu lingkarkan ke kepala ke arah kanan.

4. Tarik hingga ke belakang, lalu ikatkan dengan sisa ujung pashmina sebelah kanan.

5. Ambil ujung sisa pashmina sebelah kanan. Lalu lakukan sama seperti yang pertama. Lingkarkan ujung kanannya kearah kiri.

6. Lalu selipkan ke sela-sela ikatan.

7. Rapikan hingga terikat dengan kuat.

8. Kamu pun siap bergaya dengan turban ala DnZ

-DnZ Crew-

~ Zata memakai Imported Pashmina (campuran wool dan khasmir), tersedia di Dila&Zata Shop

Sunday, March 20, 2011

Jalan Jalan Singapore. Cerita Dila: Bagian 7 - TAMAT


Kami bisa jalan-jalan ke Singapore bukan karena kami kaya atau anak orang kaya. JJS kami adalah budget trip ala backpacker: pesan tiket pesawat termurah di Air Asia, menginap di hostel, makan di warung dan jalan-jalan naik MRT.  
Hope our story can inspire you. We don't need to be rich to travel the world :)

Baca dulu bagian 1, bagian 2, bagian 3, bagian 4, bagian 5 dan bagian 6 :)


Balada Tas Bagor Gila
 
Pagi-pagi kami sudah bangun dan bersiap. Kami mengepak semua barang, siap untuk pulang. Sebelumnya, kami sempatkan dulu foto-foto di rooftop buat kenang-kenangan hehehe.
Kami pergi dari hostel jam 08.00 tepat setelah berpamitan dengan penghuni hostel orang Bhutan yang bahasa Inggrisnya kacau balau sama sekali tidak bisa dimengerti hihihi. Kayaknya doi naksir Zata deh haha*mengarang indah. Hari kami diawali dengan masalah tas bagor gila. Kami berencana mengamankan tas gila tersebut. Kami memang membeli bagasi pesawat 15 kg. Tapi, tas bagor gila tanpa gembok dan bahannya terbuat dari plastik akan mudah sekali dirusak dan dibajak. Kami sungguh was-was dengan hal ini. Pernah kejadian, ada kerabat yang semua oleh-olehnya di dalam koper dari Sydney dibobol maling di bandara Adisucipto! Itu sudah digembok rapat-rapat lho. Apalagi tas bagor gila ini yang lugu tanpa pengaman apapun.
Sebelum sampai Levender Station, kami berusaha mencari tali atau rafia atau apapun untuk meringkas tas bagor tersebut. Saya berkeliling toko di kawasan Lavender  untuk tanya siapa yang jual tali. Hasilnya nol. Sudah gitu, saya was-was dikejar anjing kudisan yang banyak berkeliaran di kawasan ini, sampai saya melipir-melipir jalannya. Saking stresnya, saya sampai memungut tali di pinggir jalan, aduh tapi bener-bener tidak berguna deh.
Kami pun meluncur ke Changi masih dengan pikiran tas bagor gila di kepala kami. Akhirnya kami putuskan untuk memindah semua barang di tas bagor gila, yaitu semua barang-barang yang kami beli di SQ ke koper Zata. Isi di koper Zata? Kami  pindah ke tas bagor gila. Jadi, koper Zata masuk bagasi *biar nggak rugi beli bagasi Air Asia hehe. Sedangkan kami putuskan untuk membawa si tas bagor gila ke dalam kabin *udah nyusahin, ikut ke kabin pula! Agar tidak tampak besar, kami meringkasnya dengan tali koper Zata yang tidak terpakai. Semoga nggak ditanya sama petugas counter check-in, was-was.  Zata cuek aja tuh, saya juga apalagi. 


Urusan tas bagor gila ini sungguh menyita waktu. Akhirnya kami  mulai mengantri panjang check in  jam 09.00 lebih. Tiba di counter check in jam 10.00. Boarding jam 10.30. Oiya, tas bagor gila kami sembunyiin di belakang badan. Pas mbaknya tanya, ada lagi barangnya? kami jawab aja enggak, lalu kami ngacirrrr.
Fyi, kami  belum sarapan. Lapar sekaliiii.
Kami putuskan untuk nekat mencari makan dulu. Ada sih kios-kios makan, burger king, pizza hut, dkk. Tapi entah mengapa saya dan Zata pingiiiin banget makan ayam goreng krispi Mc Donalds. Kami sudah hampir ngiler membayangkannya. Waktu kami  tinggal setengah jam  untuk mencari Mc Donalds, makan, dan masuk gate. Cukup nggak yaaaa?
Moral: jangan pernah membawa tas tanpa pengaman ke luar negeri, apalagi tas bagor gilaaaaa. Sungguh nyusahin. Lebih baik bawa koper berpengaman kalau mau ditaruh bagasi ;).

Mengejar Mc Donalds
Kami  pingin sekali  makan ayam Mc Donalds. Kami turun, tanya ke information centre. Mbaknya menjawab, Mc D tidak ada di terminal 1. Adanya di terminal 2. Itu artinya, kami harus naik skytrain paling cepat 2 menit, sampai di terminal 2, mencari Mc D, makan, naik skytrain lagi kembali ke terminal 1, masuk gate, berangkat.
Saya dan Zata saling berpandangan seperti biasa. Sejurus setelah itu, kami segera berlari menuju pintu masuk skytrain. Sungguhan, kami benar-benar berlari. Di perjalanan, saya bilang sama Zata. “ Zat, kalau Mc D ternyata nggak ada ayamnya?” Saya bilang gitu bukan tanpa dasar. Setau saya, tidak semua Mc D di dunia ini ada menu ayamnya. Waktu saya di bandara Sydney, Mc D nya tidak menjual ayam, adanya roti dan burger, bacon malah ada hehehe. Tapi, dasar kami memang nekad, kami tetap melanjutkan perjalanan.
Sampai kami di terminal 2. Bertanya pada petugas. Yap, memang ada Mc D di terminal 2. Letaknya di lantai bawah paling ujung, paling jauh dari pintu skytrain. Kami berlarian sambil membawa troli untuk tempat tas bagor gila. Sumpah itu jauh banget :( Akhirnya kami menemukan Mc D!!!!!!Jangan senang dulu saudara-saudaraaaa. Tepat 100% dugaan saya, Tidak ada gambar ayam goreng crispy di neon box menu!!!!! Rasanya lemas sekali.  Saya dan Zata akhirnya tidak jadi memesan hahaha.
Kami berlari lagi ke ujung terminal 2 dimana pintu skytrain berada. Sudah jam 10.30, itu artinya, penumpang sudah harus memasuki pesawat. Gawat daruraaaaaat!!!!! Tapi kami lapaaar. Akhirnya kami mampir di BURGER KING! Ya, burger king yang sebenarnya juga ada di terminal 1. Keringat bercucuran, napas tersengal-sengal. Kelaparan dan takut ditinggal pesawaaaaat. Kami mencoba tenang, kantong burger king sudah di tangan. Kami pesan chicken apa namanya lupa dan kentang goreng. Dan, yang kami dapat adalah 4 potong nugget kecil plus kentang goreng untuk masing-masing. Kami melanjutkan perjalanan ke terminal 1 sambil makan di skytrain. Gemetaran.
Sampai di terminal 1, kami berlari lagi. Masuk ke pintu keberangkatan, check bawaan lewat x ray. Berlari lagi. Taukah apa yang saya lihat di lorong menuju gate? Poster besar ayam goreng crispy Texas Cihcken!!!! Saya teriak-teriak sambil menunjuk letak texas chicken ke Zata. Kami sudah hampir pingsan, saking capek dan nyeselnya. Zata marah-marah, saya juga mengomel tak karuan sambil masih berlari, mendorong troli. Gate 37 tidak kunjung tampak! Sumpah jauh banget! Bener kata Yuyun, harus maraton untuk sampai ke gate, “Jangan sampe telat, karena gate nya jauh banget,” Pesan Yuyun serius. *Sayang sekali Yuuun, kami tidak menepati petuah pentingmuuu hahaha.

Eskalator demi eskalator datar kami lewati sambil berlari. Eh btw, seru juga sensasinya seperti melayang hahaha, nggak penting. Setelah beberapa kali eskalator datar, sampai juga kami di gate 37 yang sudah kosong melompong. Petugas Air asia berteriak pada kami, Jogja Jogja!! Saya sambil lari, sambil dorong troli menjawab,” Yes yes yes yes yes!” Takut banget ditinggal hahaha. Petugas x ray berkomentar, ”Asyik shopping kah?” Kami hanya tersenyum kecut masih ngos-ngosan. Terburu-buru kami masuk pesawat sebagai penumpang terakhir. Duduk di kursi kami. Ngemil nugget sisa tadi. Berdoa. Kembali ke Jogja. Saya tidur di perjalanan. Saya dan Zata bersumpah akan makan Mc Donalds  begitu sampai di tanah air!!

Liburan SQ sudah berakhir ;), semoga bisa berjumpa kembali di liburan D&Z selanjutnya di tempat dan waktu berbeda yaaaa ;)
--= TAMAT =-- 
Dila with love :*

Jalan Jalan Singapore. Cerita Dila: Bagian 6

Kami bisa jalan-jalan ke Singapore bukan karena kami kaya atau anak orang kaya. JJS kami adalah budget trip ala backpacker: pesan tiket pesawat termurah di Air Asia, menginap di hostel, makan di warung dan jalan-jalan naik MRT.  
Hope our story can inspire you. We don't need to be rich to travel the world :)

Baca dulu bagian 1, bagian 2, bagian 3, bagian 4 dan bagian 5 :)

Bolak Balik Bolak Balik

Terburu-buru dari kawasan Raffles Station, kami menuju ke BUGIS Street lagiiii. Sampai di Bugis street kami disambut dengan bejubel manusia yang berdesak-desakan ingin mengelilingi Bugis Street juga. Haduuh, sudah kaki pegel banget, penuh sesak pula. Namun, perjuangan tidak boleh berakhir di sini saja. Kami tetap nekad bergabung dengan lautan manusia tersebut demi membeli oleh-oleh untuk kalian semua ;) 

Kami susuri lantai satu dan lantai dua dengan seksama. Sepatu, sandal, tas, baju-baju, semua bikin ngiler berat. Akhirnya kami menemukan beberapa barang yang layak kami bawa pulang, yaitu baju-baju lucu ;) Saya juga sempat membeli oleh-oleh. Di sini banyak ditemukan kaos-kaos bertuliskan Singapore atau Bugis Street, lumayan untuk oleh-oleh. Harganya murah SGD 10 dapat 3 biji hihihi. Setelah mondar-mandir sana sini, badan kami benar-benar pegal semua, terutama telapak kaki yang rasanya sudah mati rasa. Perut juga mulai keroncongan. Akhirnya kami putuskan untuk hengkang dari Bugis Street dengan hasil belanjaan satu tas bagor besar yang kami bawa dari rumah *btw, tas  ini yang nanti akan sangat merepotkan kami nantinya huhuhu.
Karena cacing di perut sudah menari India, kami putuskan untuk makan di Burger King tepat di depan Bugis Street. Kami hanya memesan kentang dan spicy chicken yang gosong semua dan tidak enak, sebel deh kalau ingat. Tapi karena sudah lapar banget dan malas cari tempat, mau bagaimana lagi. Dengan sigap kami lahap ayam warna hitam tersebut. Total berdua SGD 8.
Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Jangan lupa kami belum jadi foto-foto di Merlion Park, hahahaha. Waktu bagaikan terbang tak terasa cepat berlaluuuuu.
Seperti biasa, kami buru-buru lagi menuju stasiun Bugis dan meluncur ke Raffles station, lagi. Jangan kira keluar masuk stasiun itu enak ya, jalannya itu loooo, benar-benar bikin sehat wal afiat! Karena berada di bawah tanah, otomatis kita harus naik turun eskalator, memutar mencari pintu masuk, dan kalau tidak pakai tiket terusan harus beli tiket dulu, jarak dari luar stasiun sampai masuk ke kereta lumayan juga, lumayan bikin kesemutan kaki. Malam itu, energi kami  makin menipis, ditambah lagi tas bagor gila yang berat itu. Kami bergantian menyeret tas tersebut kemana-mana. Sudah berasa bawa koper pakai roda kali ya. Suara seretannya pun cukup khas dan mengganggu hehe. Bodo amat deh mau sobek atau rusak *akhirnya memang sobek nanti hihihi. Kami juga dengan pedenya, duduk selonjor di eskalator yang panjang atau tinggi ya, waktu tempuh eskalator lumayan untuk istirahat hehe. Diliatin orang? Kami tidak peduli, sudah capek beraaaaaat hehe.





 
Singkat cerita kami turun di Raffles station, lagiiii..

Patung Merlion Tersambar Petir
Sampailah kami di stasiun Raffles. Jalan kaki menuju Merlion Park lagi-lagi cukup lumayan. Kami harus menyusuri gedung perkantoran dan menyeberang melewati hotel mewah. Ya, kami lewat dalam hotel untuk tembus ke area yang terkenal itu. Eskalator demi eskalator kami naiki. Lorong-demi lorong kami susuri. Semangat kami kembali naik di sini. Lumayan sepi karena sudah agak malam, jam 10. Kami bercanda ria dan tak lupa berfoto. Di lorong hotel ini, dikelilingi kaca. Untung banget, jadi kami bisa foto berdua dengan bantuan kaca. Eh taunya ada sepasang bule separuh baya mendatangi kami nawarin bantuan. Senangnyaaaa. Sayangnya, si bule selalu blurr saat memfoto kami. Hingga 3 jepretan dan doi menyerah, istrinya juga kayaknya sudah pasrah hehe. Kami juga nggak enak, setelah kami mengucap thank you so much, mereka berlalu meninggalkan kami ;)


Lanjuuut, begitu keluar dari hotel, kami akhirnya menemukan Merlion Park. OMG, di malam hari memang indah sekaliii. Tempatnya mirip Darling Harbour Sydney. Pelabuhan dikelilingi kafe-kafe gaul di sekelilingnya. Di tengah-tengah ada hotel kapal yang terkenal ituuu. Lampu-lampu berkilauan di sana-sini. Saya dan Zata langsung tancap gas berfoto-foto riaaaa. Kami agak lupa dengan capek tidak karuan kami seharian ini. Kami segera menuju ke patung Merlion yang terkenal itu.
Sayang oh sayang, si patung Merlion besar sedang dalam renovasi dan ditutup. Doi habis tersambar petiiiiiir. Bisa-bisanya yaaa? Yah, kali ini kami memang kurang beruntung. Sebagai hiburan, tersedia patung merlion mini yang jadi rebutan untuk foto bareng ;). Saya dan Zata pun ikut-ikutan rebutan foto bareng si merlion kecil.



Kami lalu jalan lagi ke bagian atas. Tempatnya seperti jembatan dan tersedia tempat duduk di sepanjang jalan. Kami akhirnya duduk-duduk di sini sambil istirahat, berfoto, minum, istirahat lagi, foto lagi, minum lagi, dst hingga jam 11 malam lebih.
Setelah bosan, kami memutuskan untuk kembali ke hostel. Kali ini kami mengambil jalan lain. Kami menyeberang jalan raya. Kami juga dengan pedenya menyusuri restoran hotel yang tadi kami masuki sebagai jalan tembus. Restoran ini berada di pinggir sungai dengan dua jembatan berkilauan lampu. Saya dan Zata agak ragu ini adalah jalan umum, tapi kami  cuek aja melewati bule-bule yang sedang makan romantis. Suara tas seret kami masih mengiringi kami di tengah alunan musik jazz yang tenang di restoran tersebut, hehehe. Sepanjang jalan, kami masih sempat berfoto dan berfotooo lagi hingga akhirnya kami sampai di stasiun Raffles dan kembali ke Lavender.



Fiuuuuh, sampai hostel, kami sudah lapar lagiii. Akhirnya kami memasak, eh lebih tepatnya menyeduh popmie yang Zata bawa dari rumah, hihihi. Setelah mandi air hangat, kami masih punya agenda. Ini sangat penting, yaitu memasang salonpas pada kaki kami masing-masiiiiing, hehehehe. Saya tidak lebay ya, bener-bener cenat cenut nya ngalahin yang dialamin SM*SH! Untung Zata si cerdas nan brilian membawa amunisi salonpas dari tanah air. Akhirnya kami bisa tidur nyenyak. Serasa memijat sendirii, hihihi.
Yaaah, petualangan SQ hampir berakhir. Besok pagi masih ada cerita seru dan kenekatan kami di bandara Changi, tunggu yaa ;)
... bersambung ke sini.

Dila with love :*

Jalan Jalan Singapore. Cerita Dila: Bagian 5


Kami bisa jalan-jalan ke Singapore bukan karena kami kaya atau anak orang kaya. JJS kami adalah budget trip ala backpacker: pesan tiket pesawat termurah di Air Asia, menginap di hostel, makan di warung dan jalan-jalan naik MRT.  
Hope our story can inspire you. We don't need to be rich to travel the world :)

Baca dulu bagian 1, bagian 2, bagian 3, dan bagian 4 :)
 
Oh, Orchard!
Dari Bugis Station kami meluncur menuju Orchard Road. Kami turun di Somerset Station. Stasiun ini berada di bawah Mal Somerset, tempat merk-merk asyik bernaung, seperti ZARA, Cotton On, Esprit, dan kawan-kawannya. Kami melihat-lihat sebentar, karena takut frustasi kalau lama-lama jadi kepengen dan nggak bisa beli hehehe.
Keluar dari Somerset Mal, seperti biasa, kami foto-fotooooo, dimana saja. Di jalan, di bawah plang jalan Orchard, di depan mal, di zebra cross, di telepon umum, dimana-mana sebisanya hihihi. 




Di sini, Zata girang banget lo nemu telepon umum. Doi berinisiatif menelepon Hanis dari telepon umum tersebut. Wah cerdas juga si Zata itu. Tapi, sebenarnya saya pesimis, kan kalau di INA telepon pinggir jalan gitu nasibnya sudah wassalam. Kalau lagi untung, digebuk-gebuk dikit keluar koinnya hehehe *Saya sering melakukan ini pada telepon umum depan SMP 1 Jogja, SMP saya waktu itu hihihi. Dugaan saya salah donk. Si Zata sukses berat telepon HP nya Hanis dengan koin 1 dollar. Kata Zata, ”Ih murah-murah, telepon lagi telepon lagi.”

Setelah telepon Hanis, diputuskan bahwa kami tidak jadi bertemu Hanis di Orchard, karena doi ada acara. Yah, saya kecewa deh belum sempat bertemu dengan dia. Tapi perjalanan pengembaraan Maret harus diteruskan dengan khidmat ;). Capek berjalan-jalan di Orchard road yang kiri kanan mal semua, kami memutuskan untuk lanjut ke sebuah taman yang entah apa namanya tapi Zata pengen banget ke sana lagi *kemarin doi kesana bareng Yuyun dan Hanis. Kata dia, ”Itu lapangan rumput yang diapit gedung-gedung tinggi Doooool, bagus banget iyup (teduh) tapi aku lupa dimanaaaa.”
Berulang kali kami membolak-balik peta mencari taman misterius tersebut. Fyi, peta yang saya dapat di Changi itu kan lebar banget, karena susah untuk dibuka-buka, akhirnya saya robek-robek jadi bagian petanya doank, cukup membantu lho. Konsekuensinya, iklan-iklan di situ hilang semua hehe. Kami juga mencoba menyusuri jalan di balik Orchard road, kali-kali aja nemu. Sayangnya hasilnya nol.
Akhirnya kami putuskan untuk lanjut ke Merlion Park. Dari Somerset Station kami menuju Raffles station, stasiun terdekat Merlion Park. Begitu keluar dari stasiun, Zata tiba-tiba kembali kegirangan. “Dooooool, ini tamannyaaaaa!!!!” Ternyata, taman yang kami cari ada di depan stasiun Raffles dan tadi Zata mencarinya di Orchard, dasar edan. Okei, kami berfoto lagi dan lagi dan lagiiii. Lapangan rumput di tengah-tengah gedung perkantoran di SQ. Duuh, kapan ya kantor saya pindah kemari? hihihihi. Kami  leyeh-leyeh dan dlosor-dlosor foto di rumput seperti kambing. Untung nggak ada tulisan “DILARANG MENGINJAK RUMPUT”. Jujur saja, saya sering heran deh sama tulisan itu, bukannya rumput memang untuk alas ya? Apa pajangan aja sih? Nggak tau juga deh. Padahal kan enak untuk duduk-duduk dan bersantai ;).


  
Puas berfoto, senja mulai berganti malam. Badan sudah lelah, kaki sudah makin cenat-cenut. Sampailah kami di depan sebuah hotel yang merupakan jalan tembus menuju Merlion Park. Sebelahnya terlihat kapal-kapal pesiar di Marina Bay. Zata belagak seperti guide menjelaskan ini itu ;). Tiba-tiba kami punya rencana lain yang sungguh mendadak dan mendesak.
Waktu kami ke Bugis Street, kami memang belum membeli banyak. Kami berencana kembali lagi ke Bugis setelah bertanya kapan jam tutupnya. Jam tutupnya adalah jam 10 malam. Dan waktu kami berdiri di depan hotel dekat Merlion Park adalah jam 7 malam. Itu artinya kami  hanya punya waktu 3 jam untuk kembali ke Bugis-berbelanja-dan kembali ke Merlion Park . Merlion Park tidak punya jam tutup, jadi kami  pikir akan lebih enak kalau ke Merlion Park nya agak lama sambil menghabiskan malam. Itu jika kami memutuskan kembali ke Bugis. Kami berpikir, Bugis Street besok pagi tidak mungkin buka jam 6 pagi. Kami pun pasti terburu-buru jika pun memang buka, karena pesawat kami jam 11 pagi. Harus cek in jam 9 pagi dan bla-bla-bla.
Saya dan Zata berpikir lagi. Saling berpandangan. Aaaah kebanyakan pikar pikir! Yeah, betul sekali. Kami akan kembali ke sana! Ke BUGIS!
... bersambung ke sini.
Dila with love :*